Jumat, 03 Oktober 2008

Haa? Anak Ibu semuanya?


Beberapa kali ketika saya pergi dengan anak-anak saya dan keponakan yang kebetulan lagi liburan di Yogya,pasti orang akan "keheranan" karena menduga saya mempunyai 4 orang anak. Sepertinya mempunyai anak lebih dari 2 orang, adalah hal yang "aneh" dan terlalu kebanyakan. Coba kita bandingkan dengan orangtua-orangtua kita dulu yang mempunyai anak rata-rata lebih dari lima.

Paradigma "banyak anak banyak rejeki" telah terkikis abis. Orang cenderung punya prinsip "dua anak cukup". Maka ketika mempunyai anak lebih dari 2, sudah termasuk kebanyakan. Anak bagi orangtua dulu adalah sebagai investasi kelak. Orang tua banyak berharap dengan anak, sebagai bekal kelak yang akan menjaga, menopang hidup dan lain sebagainya. Sehingga dengan jumlah anak yang banyak, maka "tujuan" akan keberadaan anak akan tercapai. Berbeda dengan orangtua sekarang, cenderung telah mempersiapkan masa tuanya sendiri, sehingga mengikis paradigma anak sebagai tulang punggung di hari tua kelak.

Bagi saya pribadi, mempunyai anak kecil memang menyenangkan. Mereka sebagai tempat curahan cinta dan kasih, tapi tentunya semakin beranjak umur persoalan yang dihadapi semakin beragam, dan mereka tumbuh dengan karakter masing-masing dan dengan persoalan yang berbeda. Inilah dibutuhkan penanganan tersendiri. Nah, jika anak kita banyak, apa mampu kita menyelesaikan persoalan setiap anak>

Tapi ini semua kembali kepada pilihan hidup kita, pilihan untuk menentukan berapa anak yang ingin kita asuh. Karena semua itu menjadi tanggung jawab kita, yang kelak akan kita pertanggungjawabkan dihadapan sang Kholiq.

Tidak ada komentar: