Ah...penasaran juga saya, saya dengan terengah-engah datangi kelasnya (maklum kelasnya di lantai 3). Eeee.........sampai di atas, kelelahan saya sirna, karena lihat hasil kreatifitas mereka. Apalagi lihat nama madingnya: ASTRA yang rasanya "senafas"dengan Angkasa. Wah....pikiran langsung melanglang jauh saat kita kelas 3 di Pabelan, dan lagi getol-getolnya buat mading, Angkasa-Era.
Teringat bagaimana kerja angera,mulai pengumpulan naskah, seleksi naskah,(yang kita minta keterlibatan pak guru kalau gak salah awalnya pak Fuad Zein), penulisan dan penerbitan. Dan yang paling asyik, kalau mau terbit, kita bisa begadang satu malam untuk rampungkan, dipasang tengah malam. Khusus yang ini sepertinya pola penjualan buku Harry Potter yag dijual di tengah malam, "ngikutin" pola Angera yang terbit di tengah malam deh. Dan betapa bahagianya ketika pagi harinya mading Angera "dikerubutin" santri untuk membacanya. Walau lama kelamaan pengunjung mading berkurag, dan madingnya luntur kena sinar matahari dan hujan.
Soal isi, aku hanya bisa senyum-senyum, karena kreatifitas anak-anak kita yang masih SD jauh lebih variatif dibanding kita yang saat itu setingkat SLTP dan SLTA. Ah.....itu harus dimaklumi, karena saat kita jauh dari informasi. Tapi mungkin jika dibandingkan dengan teman-teman kita di luar tentu isi dari majalah kita gak jauh-jauh beda. Seingatku dulu kita isinya tentang sastra (puisi dan cerpen) plus sedikit artikel "ilmiah". Sementara di madingnya Vansa (ASTRA) isinya sudah agak beragam, ada Profil kita yang isinya susunan redaksi, Fram, Ngakak tentunya humor, Cerpen, Kamus mini, Iptek, dan Laput.
Bicara soal lay out, dan kertas. Sekarang anak-anak dengan mudahnya "menghiasi" kertas karena ada gliter,pulpen gliter,spidol aneka warna, belum lagi aneka warna kertas yang mudah kita dapatkan. Tinggal sedikit kreatifitas, maka jadilah majalah yang indah. Beda dengan zaman kita dulu. Kita hanya punya modal kertas hvs, yang kemudian kita lukis dan variasikan dengan berbagai macam dan cara, sehingga menjadi kertas yang menarik, setelah itu baru kita tulis. Ini ternyata melahirkan insan-insan angera menjadi remaja-remaja yang penuh kreatifitas.
Ah....rasanya melihat kesibukan anak-anakku, membuat saya serasa muda dan menikmati keasikan mereka. Tak terasa saya menunggu Vansa lebih dari 1 jam, karena sambil melihat kesibukannya, sambil nostalgia saat kita sama-sama membuat Angera. (Lily Ahmad)
*saya posting juga di:www.angera81.blogspot.com
Teringat bagaimana kerja angera,mulai pengumpulan naskah, seleksi naskah,(yang kita minta keterlibatan pak guru kalau gak salah awalnya pak Fuad Zein), penulisan dan penerbitan. Dan yang paling asyik, kalau mau terbit, kita bisa begadang satu malam untuk rampungkan, dipasang tengah malam. Khusus yang ini sepertinya pola penjualan buku Harry Potter yag dijual di tengah malam, "ngikutin" pola Angera yang terbit di tengah malam deh. Dan betapa bahagianya ketika pagi harinya mading Angera "dikerubutin" santri untuk membacanya. Walau lama kelamaan pengunjung mading berkurag, dan madingnya luntur kena sinar matahari dan hujan.
Soal isi, aku hanya bisa senyum-senyum, karena kreatifitas anak-anak kita yang masih SD jauh lebih variatif dibanding kita yang saat itu setingkat SLTP dan SLTA. Ah.....itu harus dimaklumi, karena saat kita jauh dari informasi. Tapi mungkin jika dibandingkan dengan teman-teman kita di luar tentu isi dari majalah kita gak jauh-jauh beda. Seingatku dulu kita isinya tentang sastra (puisi dan cerpen) plus sedikit artikel "ilmiah". Sementara di madingnya Vansa (ASTRA) isinya sudah agak beragam, ada Profil kita yang isinya susunan redaksi, Fram, Ngakak tentunya humor, Cerpen, Kamus mini, Iptek, dan Laput.
Bicara soal lay out, dan kertas. Sekarang anak-anak dengan mudahnya "menghiasi" kertas karena ada gliter,pulpen gliter,spidol aneka warna, belum lagi aneka warna kertas yang mudah kita dapatkan. Tinggal sedikit kreatifitas, maka jadilah majalah yang indah. Beda dengan zaman kita dulu. Kita hanya punya modal kertas hvs, yang kemudian kita lukis dan variasikan dengan berbagai macam dan cara, sehingga menjadi kertas yang menarik, setelah itu baru kita tulis. Ini ternyata melahirkan insan-insan angera menjadi remaja-remaja yang penuh kreatifitas.
Ah....rasanya melihat kesibukan anak-anakku, membuat saya serasa muda dan menikmati keasikan mereka. Tak terasa saya menunggu Vansa lebih dari 1 jam, karena sambil melihat kesibukannya, sambil nostalgia saat kita sama-sama membuat Angera. (Lily Ahmad)
*saya posting juga di:www.angera81.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar