Sabtu, 15 November 2008

dialog sms dengan vansa


Vansa jika punya keinginan dan tekad, memang susah dibendung. Dan sifatnya sangat teliti. Menentukan sesuatu sangat banyak pertimbangan. Untuk membeli pulpen sehari-hari aja, Vansa memerlukan waktu yang lama untuk memilih. Padahal sudah jelas merek yang akan dipakai, termasuk juga warnanya.

Ini salah satu sms Vansa,sengaja saya simpan, karena kami harus diskusi panjang untuk meredam keinginannya membeli tas lagi karena baru saja beli tas, dan belum sempat dipakai lagi . Saya ingin Vansa bertanggung jawab dengan pilihannya, apalagi untuk menentukan pilihannya sudahbanyak toko yang kami datangi.

Mama dimana? Mama kapan pulang?

Mama masih di jalan, menuju pulang. Ada apa sayangku?

Ma, besok kita jadi ke toko buku kan? Ma, mbak Aya juga ingin beli tas yang kemarin kita lihat.

Insya Allah anakku. Tas yang mana?Bukannya mbak Aya sudah beli tas, dan tas itu belum mbak Aya pakai? Mbak Aya yang pilih sendiri, dan mama juga sudah tanyakan apa mbak Aya sudah mantap dengan pilihan mbak Aya. Kita nyari tas itu berhari-hari dan pilihan dari banyak toko kan?

Iya ma, tapi mbak Aya ingiiin sekali tas itu, teringat terus ma. Tas yang di toko ramai.Nanti pakai uang mbak Aya.

Ehh…kan bukan soal uangnya anakku, tapi mengendalikan keinginan dan tanggung jawab pada pilihan mbak Aya.

Nanti mbak Aya coba ma, tapi kalau gak bisa bagaimana?

Mama yakin mbak Aya bisa, mbak Aya coba sehari, dua hari, tiga hari dan seterusnya..

Iya ma, nanti mbak Aya coba keyakinan mama,tapi kalau gak bisa juga bagaimana?

Ok nak, yang penting kita coba dulu ya………..setelah itu kita bahas lagi, ini sudah malam dan mbak Aya harus tidur. I love you

Ok juga ma, I love you too.

Alhasil, Vansa bisa mengendalikan keinginannya. Setelah itu baru mau dibelikan tas yang didambakan. Sayangnya tas itu sudah habis. Sebagai orang tua, sebenarnya saya kasihan juga, tapi demi pendidikan ke Vansa, sikap ini harus saya ambil.

Tidak ada komentar: