Minggu, 28 Desember 2008

NATAL DI TIMOHO 130 YOGYAKARTA






Sebelum natal, mami sudah ingatkan untuk bisa silaturrahmi ke bu Siswodiharjo, di Timoho. Jadikan ajang natal, untuk bisa menyambung silaturrahmi dan penghormatan kepada orang tua. Ini pesan yang tersirat dari telpon mami. Rasanya tak salah juga, karena sudah cukup lama saya tidak bersilaturrahmi ke "orang tua" saya semasa kuliah. Bu Sis adalah pemilik rumah kontrakan saya di Timoho. Rumah kami menyatu, tetapi saya menghadap utara dan bu Sis sebagai pemilik rumah, menghadap ke selatan.

Bagi sahabat serta kerabat saya, Jalan Timoho 130 Yogyakarta begitu erat. Ya...karena disini rumah kontrakan kami saat masih kuliah. Pada awalnya saya tinggal bersama dengan adik (Enny) dan saudara sepupu, Rusli dan Nua. Tapi sejak Ennya menikah, Rusli dan Nua kemudian pindah mencari kontrakan sendiri. Maklum disini hanya ada 2 kamar besar dan 2 kamar kecil.

Timoho 130 menyimpan banyak kenangan, karena walau rumahnya sederhana, tapi letaknya sangat strategis. Akses kemana-mana sangat mudah, sehingga tanpa memiliki kendaraanpun kita tak punya kesulitan.

Di rumah ini juga sering menjadi ajang kumpul teman-teman, karena cukup untuk kumpul-kumpul kelompok, bahkan di rumah ini tempat menikahnya Enny dan teman saya dari Manado, Armiaty Hanggi.

Terlalu banyak kenangan yang tersimpan di Jln Timoho 130 ini, termasuk juga keangan-kenangan pribadi saya. Baik yang manis maupun yang pahit. Yang jelas semuanya telah memberi warna bagi saya.

Sayangnya rumah ini sudah tidak layak dipakai lagi. Karena semenjak gempa, pemiliknya belum bisa membangun lagi. Karena tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Sedangkan untuk ditempati lagi, rasanya terlalu riskan.

Saat ini masih seperti 20 tahun yang lalu, hanya memang sudah tidak terawat. Halaman yang luas telah berdiri kios, yang menutupi rumah. Mungkin tidak berapa lama lagi, rumah ini akan diambrukkan untuk dibangun kembali. Walau telah ambruk, tapi kenangan saya atas rumah ini tidak ikut ambruk.

Tidak ada komentar: