Senin, 29 Desember 2008

PAPA TELAH BERUBAH (DARI ASAL TEBANG MENJADI TEBANG PILIH)


Papa kalau sudah pegang pedang atau alat pemotong dan mendekati pohon, maka dapat dipastikan main tebang aja. Pokoknya semua tanaman jadi "singset" berkat kelihaian papa yang tebang pilih eh....asal tebang.

Seperti sore tadi, kami semua lagi asyik-asyik bersihkan tanaman depan rumah, e...tiba-tiba papa mulai "meringkas" tanaman mangga dan sawo yang ada depan rumah.Sampe-sampe disapa oleh pak Giarto tetangga kami:"Pak Hudi, kalau nebang jangan banyak-banyak, ntar gak buah lagi mangganya". Maksud pak Giarto, jika papa asal tebang, nanti pada saatnya musim mangga, pohon kami tidak berbuah, padahal mangga-angga tetangga berbuah lebat.

Pak Giarto betul, karena pada musim mangga lalu, mangga kami nyaris tak berbuah (berbuah hanya 2 biji). Padahal sebelum-sebelumnya berbuah banyak, dan bisa jadi "antaran" buat tetangga dan teman-teman."Kemandulan" buah mangga kami karena saking rajinnya papa menebang batang pohonnya, sehingga mangganya "kasep" untuk berbuah.

Untuk yang kali ini, papa lebih hati-hati, yang ditebang hanya yang menjulur ke jalan dan ke halaman tetangga. Akibatnya tumbuhnya mangga semakin ke atas. Siap-siap aja, jika mangganya berbuah, kami memetiknya harus memakai galah.Kalau yang ini bukan karena papa yang asal tebang, tapi karena toleransi dengan tetangga.

Tidak ada komentar: