Sabtu, 24 Januari 2009
biaya untuk rokok lebih banyak dari biaya untuk anak dan istri.
Sering sekali dalam persidangan, seorang suami berdalih bahwa ia telah menunaikan kewajiban untuk memberi nafkah pada istri dan anak-anaknya.
"Saya tetap memberi nafkah bagi anak dan istri saya bu"
"Berapa yang saudara berikan, dan apakah rutin saudara laksanakan?"
"Rutin bu, dan saya selalu meberi 100 ribu"
"100 ribu itu untuk berapa lama?
"satu bulan bu"
(Hakimnya tarik nafas panjang)
"Saudara rutin merokok?"
"Ya bu"
"Sehari berapa yang saudara keluarkan untuk rokok?"
"rata-rata 7 - 10 ribu bu"
"Jadi kira-kira sebulan saudara keluarkan 300 ribu untuk rokok?"
"Ya...sekitar itu bu"
"Jadi lebih banyak untuk rokok daripada untuk istri dan anak-anak?
(si suami hanya terdiam dan tak berani menatap wajah hakim lagi)
Dialog di atas, bisa menjadi gambaran betapa banyak sekali suami yang belum "sadar"apa yang telah dilakukan terhadap istri dan anak-anak. Dengan nafkah yang sangat minim, bahkan di bawah anggaran rokoknya, para suami sudah merasa telah menunaikan kewajibannya dengan sempurna.
Tulisan ini bukan semata suara anti rokok, tapi ingin mengajak para suami agar "proporsional" mengalokasikan pendapatannya. Beri skala prioritas, dibanding penghasilannya untuk rokok, lebih baik untuk nafkahi anak dan istri.
Andai saya bisa menggambar karikatur, dialog di atas akan saya buatkan karikatur. Pesan dari karikatur bisa bermakna ganda, menyentil para suami yang gak "nyadar" akan kewajibannya, dan juga bisa menjadi bagian dari kampanye anti rokok.
Kadang jika suami masih belum sadar, akan kekeliruannya mengalokasikan dana rokok , saya minta suami tadi berhitung. Dana 100 ribu untu sebulan, jika dibagi perhari menjadi berapa. Jika dijawab 3 ribu, saya taya lebih lanjut bahwa jika 3 rb untuk makan 3 kali,maka tiap kali makan jatahnya seribu rupiah. "Kira-kira bisa tidak anak dan istri sekali makan seribu rupiah?".
Mulai sekarang, sudah saatnya para suami harus memberi nafkah pada anak istrinya melebihi biaya rokok yang dikeluarkan setiap bulannya. Setuju????
(gambar: http://irwandykapalawi.files.wordpress.com/2007/12/rokok1-copy.jpg)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar