Kamis, 15 Januari 2009

DAN MAJELISPUN MENUNDA UNTUK WAKTU YANG CUKUP LAMA....

Karena sudah tiap hari berkutat dengan perkara, kadang untuk perkara-perkara yang tidak terlalu sulit dan apalagi volunter, biasanya majelis hakim hanya memerlukan waktu singkat untuk musyawarah majelis untuk mengambil keputusan

Dan khusus untuk perkara wali adhol (orang tua tidak mau menjadi wali) yang kami terima, kadang kami memberi waktu yang cukup lama, bukan karena perkaranya memerlukan waktu yang panjang untuk mengambil keputusan. Tapi justru majelis memberi waktu bagi pihak-pihak untuk bisa berunding, saling negosiasi hingga mencapai satu kesepakatan. Karena bagaimanapun jika melalui ketok palu hakim, maka pasti ada pihak yang merasa dimenangkan dan pasti ada pihak yang merasa dikalahkan.

Memutus perkara wali adhol, jika tidak bijak, maka bisa berakibat "memutus" tali kasih antara orang tua yang tak mau menikahkan anaknya (dengan berbagai alasan) dengan anak yang memilih kekasihnya dan melepas orang tuanya.
Jika kekerasan hati orang tua tak pernah luluh, maka sepanjang perkawinan si anak, bisa-bisa tidak mendapatkan restu dari orang tua. Ini yang kadang secara manusia biasa menjadi hal terberat ketika hakim memutuskan.

Dan untuk menghindari ini semua, maka majelis hakim cenderung dalam pemeriksaan ini mencoba menjembatani secara intensif "kekerasan hati" antara anak dan orang tua. Dan tak jarang pula hakim merasa perlu menghadirkan orang-orang yang dituakan dalam keluarga ini, untuk membantu hakim menjadi mediator, sehingga perkara ini bisa selesai dengan damai.

Ini semua hanyalah satu upaya dari berbagai upaya yang dilakukan majelis, agar hubungan anak dan orang tua tak harus retak, oleh sebuah keinginan luhur yaitu lembaga perkawinan. Betapa indahnya keluhuran itu jika disokong oleh restu dari orang tua karena bakti anak pada bapak-ibunya. Hakim hanya bisa berharap dan memberi waktu lebih lama agar proses perdamaian itu bisa tercapai.
(Tulisan ini untuk melerai kegundahan saya atas perkara wali adhol yang saya tangani. Tentu tulisan ini belum tentu dibaca para pihak, tapi spiirit agar ini bisa damai saya yakin akan sampai)

Tidak ada komentar: