Hanya berjarak kurang lebih 8 km dari gua Tabuhan, terdapat gua Gong. Berbeda dengan gua Tabuhan dimana kami tidak perlu menelusuri banyak anak tangga utuk sampai masuk.Goa Gong kami harus menapaki tangga yang lumayan tinggi untuk sampai di atas.
Syukurnya di kiri kanan banyak penjual souvenir batu-batuan dan makanan, sehingga anak-anak saking asyiknya melihat-lihat penjual souvenir tidak terasa sampai juga ke pintu masuk gua.
Biar tidak "terjebak" kedua kali, saat banyak penyewa senter menawarkan jasanya, kami belum tertarik. Karena info yang kami dapatkan saat di gua Tabuhan, bahwa gua Gong jauh lebih "terang". Hanya karena untuk jaga-jaga dan malas dikerubuti penjual, maka akhirnya kami ambil juga tawaran jasa penyewaan senter. Dan ternyata memang, tanpa senterpun, di dalam sudah cukup terang.
Memasuki gua Gong, kepala tak perlu lagi kuatir terantuk batu. Karena jalurnya sudah ada, kita mengikuti jalur saja sambil menikmati "pahatan Allah" yang indahnya tiada tara. Sambil menikmati, kita harus ekstra hati-hati, karena tangga turun cukup curam. Kuatir licin, bisa-bisa kepleset.
Tapi itu ternyata hanya sesaat, dan ketika kita mulai mengikuti jalan, dan ruang, tak ada kata yang terucap kecuali "Masya Allah", betul-betul indah dan eksotik.Batu-batu alam yang begitu indah, marmer yang tembus pandang, dan tetesan air alami kadang kena di badan kita, betul-betul indah.
Dan tak perlu banyak waktu untuk sampai ke lantai paling bawah yang konon kedalamannya 300m.Tapi sayang saya tak bisa berlama-lama, karena Caysa merasa pengap di bawah dan minta segera keluar. Akhirnya saya harus segera keluar, membawa Caysa yang sulit bernafas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar